Wednesday, April 29, 2015

Rintih Senja

Tersadar saat bulan terganti oleh matahari yang bercahaya begitu menyilaukan mata. Menjadi parang di saat hijaunya ladang yang lapang membiarkan kekuatan nya menajam di antara daun daun yang berkilau. Dia tak rapuh tak terlihat serapuh dulu saat memandang bulan yang elok. Kini hanya ada di dalam bayangan yang akan datang kuning menguning harum kesuburan bak padi yang matang menyuburkan kehidupan dan seisinya. Dia berjuang melawan dinginya malam melawan grafitasi dan memandang senja tak segundah dulu, tak perlu menantikan full moon untuk menjadikannya istimewa.




Bubu,

Sekarang hadir dalam langkah kecilku, selalu mengikuti…tak lepas dari elegy senja yang meninggalkan rona lembut. Selalu terbawa dalam dunia kecilku, berbagi nafas saat sesak, dan menghilang sesaat dalam lingkaran sebab itu kan menetetap mengendap dalam rotasi mu.

No comments:

Post a Comment