Energy yang lama tak kurasakan sesekali muncul dan menghilang lagi.
Dari sudut galaksi yang terpentok alunan cahaya dari sorot yang jauh. Dulu
kusimpan dalam diam, menariknya dan kugenggam erat hingga tak satupun yang
dapat kulepas. Dia adalah naga yang memuntahkan apinya tepat di ubun ubun ku
dan magmanya mengendap dalam otak yang leleh. Selalu ku ambil dan ku ambil
lagi, dari sudut kejauhan yang memancarkan warna panas menyala, setelah energy
yang dia keluarkan dari mulutnya lalu kuambil bola merah dari dalam jantungnya
yang harus ku simpan dan tetap ku simpan lagi. Ku keluarkan udara biru yang
menyatu dalam bara panas yang merah menyala, bersatu dalam kisah satu waktu dan
dimensi satu frekuensi yang memiliki gelombang fantasi. Melebur menjadi satu
dalam perang dan bertempur dalam warna, gelap membagi sendu luas dalam keadaan
sesak, mulai menyalakan semburan api yang jatuh tepat di atas lilin lilin kecil
yang menerangi sebagian sudut ruang hampa. Kembali menari di atas landasan
usang yang membagi kisah.
Dinding bergerak dan bercerita kepada ku menerangkan perjalanan ruang
waktu dalam geliat menggeliat berjalan mengalun dengan aroma akar wangi feromon
sebagai senjata perang saat ini dan usai hingga fajar tiba.
Sang naga menjatuhkan bola apinya lagi yang ku tangkap dan tak akan ku
lepas hingga seluruh tubuh ku terbakar. Insting yang berlari kesana kemari
membabi buta tak tau kemana dia harus mencari ujung jalan yang akan dia tempuh.
Memberi ikatan dengan benang tipis di ujung jari dan sangat erat ku ikat hingga
darahnya mencuat keluar dari dalam jaringan. Naga yang haus dan lapar keluar
menggeliat terbang meninggalkan sisa pertempuran dan virus dalam ingatan
menjangkit nadi nadi yang membuat otak ini semakin akan meledak. Ledakan yang
tertunda akan meledak dalam rotasi waktu yang akan datang.
“Karena semua rencana di
atur dalam diam dan energi yang menyatu dengan raga akan kembali lagi. Lalu pertempuran selanjutnya datang karena ini semua belum berakhir saat sang
jingga meninggalkan singgasana nya dan kembali lagi dalam lingkaran semesta.”
No comments:
Post a Comment